tanya :
saya baru mendengar seorang teman sembuh dari sakit menahunnya. hati saya lega dan inshaa Allah ridho mendoakannya. tapi ketika saya mendengar kabar tentang seseorang berperangai buruk yang saya kenal di ambang kesuksesan, sebagian hati saya tidak rela. meski sebagian lainnya mengingatkan agar tidak ada hasud. dan bahwa rizqi tiap orang ada di tangan Allah. bagaimana implikasinya dengan al khoir dan al ma'ruf? apakah termasuk didalamnya? atau ada sudut pandang lain?
jawab :
hal yang dirasakan sangat wajar karena itu pembawaan manusia (pada masing2 diri kita ada fujur dan taqwa). normal. bukan manusia kalau tidak memilikinya. tapi fithrah (al-khair) kecenderungan kpd nilai2 ilahiah-lah yang disarankan agama agar dipelihara dan ditumbuhkembangkan. ini mengenai sikap. sedang menyangkut apa yang sedang disikapi, coba dibaca QS. Ali Imran : 178 atau QS. Al Mu'minun : 55-56 atau QS. Taubah : 85
QS. Ali Imran : 178
Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami kepada mereka[5] adalah lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; mereka akan mendapat azab yang menghinakan[6].
QS. Al Mu'minun : 55-56
55. Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa),
56. Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka[12]? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya[13].
QS. At Taubah : 85
85. Dan janganlah engkau (Muhammad) kagum terhadap harta dan anak-anak mereka[17]. Sesungguhnya dengan itu Allah hendaki menyiksa mereka di dunia[18] dan agar nyawa mereka melayang, sedang mereka dalam keadaan kafir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar